Sabtu, 15 Maret 2014

Sejarah Uang Kertas (Part 1)

Berhargakah Uang kertas kita?
Seorang anak usia tiga tahun dengan polosnya bertanya, "kertas ini untuk apa ma?" sambil menunjukkan selembar uang kertas 20.000. Si ibu menjawab, "ini uang. Bisa untuk mmebeli cokelat, permen, mainan". Si anak menyimak layaknya seorang mahasiswa mendengarkan penjelasan dari dosen. Beberapa saat kemudian, ia berceloteh "wah, berarti kalau ade' punya banyak kertas, ade' bisa beli mainan yang banyaaakkk banget".

Memang benar, secara logika, uang kertas yang telah menjadi alat transaksi sehari-hari hanyalah sebuah kertas dengan ukuran tertentu dan tertera angka-angka tertentu pula. Tidak jauh berbeda dengan kertas-kertas pada umumnya. Namun kenapa kertas yang disebut sebagai "uang" bisa menjadi sangat berharga? Kenapa kita rela menukar sayur, daging, baju, sepatu, dan barang-barang lainnya dengan kertas?

Senin, 10 Maret 2014

Cermin Pendidikan



KATANYA, KATANYA, KATANYA
Kemarin, saya melihat acara televisi yang konon katanya menjadi tontonan nomor satu keluarga Indonesia. Memang kreatif dan cukup menghibur. Namun saya terkaget-kaget ketika melihat sebuah segmen yang menayangkan video kreatif ibu dan anak. Si anak dengan sangat lancar berjoget sambil bernyanyi yang tidak semestinya dilakukan anak kecil. Dan, tahu berapa usia si anak? Empat tahun !!. sungguh usia yang masih sangat belia. Dan, tahu bagaimana penampilan si ibu? Seorang wanita berjilbab !!